Oleh: Tiara Aeni Fantika, Kelas VIII B MTs TTQ Cilacap
Suara sirine mobil polisi meruang-ruang memecah kesunyian pagi, membawa osi dan ramli menuju ke rumah sakit terdekat.ramli tersadar ke lengan osi,badannya lemas karene banyak mengeluarkan darah.wajahnya pucat, tetapi bibirnya mengulam senyum memandangi wajah anak muda yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya itu.
“os,jangan lupa kau serahkan barang-barang bukti yang sempat kita bawa itu kepada polisi.Hati-hati,jangan sampai sidik jarimu merusak sidik jari yang ada pada gelas”
“Beres,jangan khawatir. Semua akan aku serahkan”jawab osi.
“Dan nanti,tolong sampaikan berita ini kepada keluarga ku,ya? Tetapi katakan bahwa aku baik-baik saja,agar tidak mengejutkan ibu ku.ibuku biasanya mudah sekali menjadi kaget.aku tidak ingin ibuku menjadi amat khawatir karenaku,”pinta ramli.
“siap, kapten. Semua akan hamba laksanakan dengan sebaik baiknya,”jawab osi menggoda temanya seraya menghormat dengan tangannya.
Ramli memukul osi dengan tinjunya sambil tersenyum,tetapi segera mengaduh kesakitan Karena luka ditangannya terasa sakit bila digerakan.
“Oh ya,os.mana sepeda mu?”Tanya ramli setelah teringat bahwa mereka datang kekebun itu dengan bersepeda.
“jangan khawatir,pak polisi yang baik hati itu telah mengurusnya untuk kita,”jawab osi.
Setelah beberapa saat lamanya dengan perjalanan,mereka pun tiba di depan rumah sakit.kereta dorong telah menjemput mereka di depan pintu mobil.dua orang perawat itu langsung menerima ramli dan mengangkatnya kekereta dorong.dan sesaat kemudian kereta itu pun telah didorong masuk ke rumah sakit.setelah melalui pemeriksaan awal beberapa saat lamanya dirung gawat darurat,ramli segera ditempatkan disalah satu kamar sambil menunggu proses pembedahan guna mengeluarkan peluru yang masih bersarang di lengannya.
Dua seorang polisi membantu menyelesaikan proses adminitrasi dirumah sakit.setelah menanyakan alamat keduanya,kedua polisi tersebut bermaksud menyampaikan berita itu kepada orang tua anak itu.
“os,jangan lupa kau serahkan barang-barang bukti yang sempat kita bawa itu kepada polisi.Hati-hati,jangan sampai sidik jarimu merusak sidik jari yang ada pada gelas”
“Beres,jangan khawatir. Semua akan aku serahkan”jawab osi.
“Dan nanti,tolong sampaikan berita ini kepada keluarga ku,ya? Tetapi katakan bahwa aku baik-baik saja,agar tidak mengejutkan ibu ku.ibuku biasanya mudah sekali menjadi kaget.aku tidak ingin ibuku menjadi amat khawatir karenaku,”pinta ramli.
“siap, kapten. Semua akan hamba laksanakan dengan sebaik baiknya,”jawab osi menggoda temanya seraya menghormat dengan tangannya.
Ramli memukul osi dengan tinjunya sambil tersenyum,tetapi segera mengaduh kesakitan Karena luka ditangannya terasa sakit bila digerakan.
“Oh ya,os.mana sepeda mu?”Tanya ramli setelah teringat bahwa mereka datang kekebun itu dengan bersepeda.
“jangan khawatir,pak polisi yang baik hati itu telah mengurusnya untuk kita,”jawab osi.
Setelah beberapa saat lamanya dengan perjalanan,mereka pun tiba di depan rumah sakit.kereta dorong telah menjemput mereka di depan pintu mobil.dua orang perawat itu langsung menerima ramli dan mengangkatnya kekereta dorong.dan sesaat kemudian kereta itu pun telah didorong masuk ke rumah sakit.setelah melalui pemeriksaan awal beberapa saat lamanya dirung gawat darurat,ramli segera ditempatkan disalah satu kamar sambil menunggu proses pembedahan guna mengeluarkan peluru yang masih bersarang di lengannya.
Dua seorang polisi membantu menyelesaikan proses adminitrasi dirumah sakit.setelah menanyakan alamat keduanya,kedua polisi tersebut bermaksud menyampaikan berita itu kepada orang tua anak itu.